Sejarah

Bukti-Bukti Rasulullah Sangat Cinta Siti Khadijah

Ilustrasi

Oleh: Ahmad Fatoni

NYANTRI,REPUBLIKA.CO.ID,--Rasulullah sangat mencintai istrinya Siti Khadijah. Bahkan cintanya kepada Khadijah mungkin melebihi kepada istri-istri lainnya. Mengapa Rasulullah sangat mencintai Khadijah?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Disarikan dari Ahmad Muhammad al-Hufi, Min Akhlak an-Nabi, (Kairo: t.pt., 1994), hlm. 295. Ada beberapa peristiwa yang menunjukkan Rasulullah sangat mencintai Khadijah.

Baca Juga: Mengenal Rezeki Ala Abu Nawas, Jawabannya Bikin Geleng-Geleng

Selama hidupnya Rasulullah setia dan cinta kepada Istri-istrinya. Begitu juga kesetiaannya terhadap Siti Khadijah, beliau selalu mengenang istri beliau yang pertama itu, istri satu-satunya pada saat Siti Khadijah masih hidup. Beliau sering menyebut-nyebut kebaikan khadijah sampai-sampai Siti Aisyah tersulut cemburu.

Aisyah pernah berkata kepada Rasulullah:

“Khadjah tak lain hanyalah wanita tua dan engkau sudah diberi ganti oleh Allah dengan yang lebih baik.” Mendengar itu Rasulullah marah. “Tidak, demi Allah, aku tidak tidak diberi ganti dengan yang lebih baik dari Khadijah. Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku; dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakanku; dia membantu aku dengan hartanya ketika orang-orang memboikotku, aku pun dikaruniai anak oleh Allah darinya bukan dari lainnya ”

Baca Juga: Lengkap, Niat dan Doa Shalat Dhuha

Apabila diberi hadiah, Rasulullah berkata, “bawalah hadiah ini kepada si Fulan karena dia teman Khadijah dan dia cinta kepadanya.” Bila menyembelih kambing, beliau menghadiahkannya ke teman-teman Khadijah.

Ketika saudara perempuan Khadijah minta izin menghadap Rasulullah, beliau bergembira menemuinya. Ketiak ada seorang perempuan menghadap beliau, beliau tersenyum dan bertanya kepadanya dengan baik. Setelah keluar, beliau berkata: “Sesungguhnya dia sering datang kepada Khadijah dan memenuhi janji adalah sebagian dari agama.”

Baca Juga: 12 Madrasah Masuk 100 Sekolah Terbaik, Ini Daftarnya

Begitulah ekspresi kesetiaan Nabi kepada Istrinya, Khadijah. Meskipun sudah meninggal, beliau tidka melupakan kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepadanya, baik berupa sikap atau harta yang telah Siti Khadijah keluarkan dalam membela agama.