Agama

Belajar Islam Ramah dari Gus Dur Tanpa Wajah Kekerasan

Keterangan: KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
Keterangan: KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Sumber: NU Online

NYANTRI--Sulit untuk menyangkal bahwa KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah tokoh yang menghargai perbedaan. Ia bisa bergaul dengan siapa saja termasuk kepada musuh-musuhnya. Meskipun ia sendiri merasa tak memiliki musuh.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu juga menyampaikan nilai-nilai agama dengan ringan dan lembut. Ia menanggapi dengan santai atas perbedaan-perbedaan madzhab atau pandangan lain tentang Keislaman. Baginya perbedaan adalah rahmat. Maka dari itu, Gus Dur bisa diterima di mana saja.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Orang yang benar-benar cinta terhadap Islam, mereka akan tahu bahwa agama tersebut melarang tindak kekerasan dan hanya mengizinkannya untuk mempertahankan diri jika mereka diusir dari rumah mereka (idzaa ukhrijuu min dhiyaarihim),” kata Gus Dur, dikutip dari buku Karena Kau Manusia, Sayangi Manusia karya Abdul Wahid.

Gus Dur menambahkan jika pun terpaksa berperang maka tak boleh dilakukan secara sembarangan. Model keberagamaan yang menampilan kekerasan tak akan memberikan manfaat kepada citra Islam. Bahkan melahirkan kebencian dari non Islam. Niat mereka yang ingin menjadikan Islam sebagai agama yang kuat dan mulia dengan menampilan kesan ganas justru akan mencoreng Islam itu sendiri.

Beberapa contoh mantan Presiden Keempat Republik Indonesia ini sangat menunjukkan sikap kelemah lembutan daripada kekerasan ketika ia memilih meletakkan jabatannya sebagai presiden. Karena ia berpikir jika memaksakan mempertahankan jabatanhya maka akan terjadi kekerasan dimana-mana. Sikap tersebut sejalan dengan pandangan-pandangannya tentang Islam damai.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Patner Resmi Republika.co.id