Agama

Cobalah Sholat Dhuha, Ini Keistimewaannya

ilustrasi seseorang sedang sholat
ilustrasi seseorang sedang sholat

sumber: republika

NYANTRI--Ibadah-ibadah tambahan dalam agama Islam untuk menyepurnakan yang wajib sangat bermacam-macam. Diantaranya sholat rawatib, sholat malam hari dan juga sholat dluha. Sholat dluha termasuk sholat yang sulit juga dikerjakan, karena waktunya adalah di saat orang orang sedang memulai aktifitas bekerja. Sholat ini juga sulit bagi orang yang terbiasa tidur pada pagi hari. Namun tidak sulit bagi orang yang mempunyai kesemangat dalam mencari tambahan ibadah di luat ibadah wajib.

Sholat Dluha termasuk solat sunnah muakkad selain sholat malam dan teraweh. Dalil yang dijadikan sandaran oleh ulama adalah Q.S. Shad ayat 18:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ

Artinya: Sungguh, kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi.

(Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar, Surabaya: Dar al-Jawahir, t.th, I/71.)

Menurut Ibnu ‘Abbaz, kata al-Isyraq bermakna solat dhuha. Lebih jelas Imam al-Baghawi dalam tafsirnya mengutip sebuah hadith. Dari Ibnu ‘Abbaz di dalam pendapatnya tentang ayat bil ‘asyiyyi wa al-Isyraq. Ia berkata.

كنت أمرّ بهذه الآية لا أدري ما هي حتى حدثتني أم هانىء بنت ابي طالب ان رسول لله صل لله عليه و سلم دخل عليها فدعا بوضوء فتوضأ، ثم صلى الضحى، فقال يا ام هانيء هذه صلاة الإشراق

Artinya: Aku membaca ayat ini (isyraq) yang saya tidak tahu apa maknanya, sampai Ummu Hani’ binti Abi Thalib meriwayatkan hadith kepadaku bahwa Rasulullah Saw. pernah masuk ke rumahnya, ia mengambil wudhu, dan melakukan solat dhuha, Kemudian Rasul berkata, “wahai Umma Hani’, ini adalah solat isyraq.” (Imam al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi, Riyadh: Dar al-Taibah, 1409, Juz VII, hlm 76 )

Riwayat tersebut manandakan jika solat isyraq adalah solat dhuha. Akan tetapi beberapa ulam ikhtilaf mengenai istilah solat isyraq dan solat dhuha, yang mana ada yang mengatakan solat isyraq berbeda dengan solat dhuha, namun mayoritas ulama berpendapat hal itu hanya berbeda istilah saja.

Diantara dalil lain adalah berasal dari ash-shohihain, bahwa Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadith dari Abu Hurairah r.a.:

قال:( أوصاني خليلي بثلاث: صيام ثلاثة ايام من كل شهر و ركعتي الضحى و أن اوتر قبل ان انام) رواه الشيخان

Artinya: Ia berkata, “Rasulullah berwasiat kepadaku tiga hal: puasa tiga hari dalam satu bulan, Solat Dhuha dua rakaat dan witir sebelum tidur.

Wasiat tersebut tentu tidak hanya berlaku kepada Abu Hurairah, hadith tersebut berlaku bagi seluruh umat Islam untuk melaksanakan tiga hal tersebut. Mengenai rakaat solat dhuha para ulama mengatakan bahwa yang paling sedikit adalah dua rakaat, sesuai dengan hadith di atas. Sedangkan yang paling banyak adalah 12 rakaat. Sebagaimana yang disebutkan oleh Imam ar-Rafi’I dalam kitab al-Muharrar dan Syarh as-Shaghir dan juga dia menuqil di dalam kitab Syarh Al-Kabir dari Imam ar-Rauyani bahwa:

و أقره انها اثنتا عشرة ركعة و احتج له بقوله صل الله عليه و سلم لابي ذر رضي الله عنه (إن صليت الضحى اثنتي عشرة ركعة بنى الله لك بيتا في الجنة)

Artinya: Beliau mengakui, jika solat dhuha paling banyak berjumlah 12 rakaat. Hal ini bersandar kepada sabda Rasulullah Saw. kepada Abi Dzar r.a. “Jika kamu melaksanakan solat dhuha sebanyak 12 rakaat, Allah membangunkan rumah di surga untukmu”. (Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar, Surabaya: Dar al-Jawahir, t.th, I/71.)

Wallahu a’lam

Penulis: Ahmad Fatoni

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Patner Resmi Republika.co.id