Sejarah

HSN 2022, Empat Tokoh Santri Populer yang Wajib Kamu Ketahui

Logo HSN 2022
Logo HSN 2022

NYANTRI--Hari Santri Nasional (HSN) 2022 diperingati hari ini Sabtu 22 Oktober. Pesantren-pesantren dan instansi pemerintah menggelar upacara hari santri nasional dengan menggunakan sarung dan peci sebagai kekhasan santri.

Ngomong-ngomong hari santri, sahabat Nyantri.Republika.co.id sudah tahu belum tokoh-tokoh santri yang mempunyai peran besar kepada Indonesia? Tim Nyantri akan memberitahu kamu empat santri yang mempunyai peran besar terhadap Indonesia:

KH. Hasyim Asy’ari

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pemilihan tanggal hari santri nasional pada 22 Oktober merujuk kepada Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi jihad adalah sebuah gerakan perlawanan kaum santri dari seluruh terhadap penjajahan. Resolusi itu mewajibkan kepada seluruh muslim untuk membela tanah air atau mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kiai Hasyim Asy’ari yang juga pendiri organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) ini adalah santri yang tak hanya mengajarkan ilmu-ilmu tetapi juga seorang yang mengajak kepada seluruh elemen bangsa agar cinta tanah air. Namanya dikenang hingga kini.

KH. Ahmad Dahlan

Kiai Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah. Dia merupakan santri dari belajar ilmu-ilmu agama ke beberapa guru. Di antara gurunya adalah sebagaimana dikutip dari gramedia.com Syekh Akhmad Khatib yang juga guru dari Kiai Hasyim Asy’ari. Ia juga pernah menjadi santri dari Kiai Muhsin untuk belajar Nahwu-Sharraf.

Kepada Kiai Muhammad Shaleh, Kiai Dahlan belajar ilmu fikih. Ia juga belajar ilmu hadis dan alquran kepada sejumlah kiai. Kiai Ahmad Dahlan yang masih keturunan dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik gigih dalam perjuangannya di bidang pendidikan yang dirasakan hingga saat ini bersama organisasi warisannya yakni Muhammadiyah.

KH. Wahid Hasyim

Kiai Wahid Hasyim merupakan pahlawan nasional yang pernah menjabat menteri agama Indonesia. Ia merupakan ayah dari Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kiai Wahid Hasyim adalah putra dari Kiai Hasyim Asy’ari.

Dikutip dari NU Online Kiai Wahid Hasyim sudah berkelana ke berbagai pesantren saat usianya masih 13 tahun. Ia pernah menjadi santri Lirboyo dan Pesantren Siwalan Panji. Ia juga belajar agama di Makkah ketika berangkat untuk menunaikan ibadah haji.

Perannya sangat besar di Indonesia dalam mempertemukan tokoh-tokoh nasional dengan kalangan Islam. Dari dua kalangan itu akhirnya dicapai kesepakatan bersama yang tertuang dalam UUD 1945. Kiai Wahid Hasyim wafat pada 19 April 1953.

KH. Abdurrahman Wahid

Gus Dur mungkin adalah sosok yang paling dikenal oleh masyarakat Indonesia era sekarang karena masih banyak yang melihat langsung sosok dan kiprahnya. Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009. Masih hangat di ingatan bagaimana kritik dan humor pedasnya seringkali disampaikan di berbagai forum.

Gus Dur dipandang sebagai sosok yang mampu mengayomi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang. Ia berani membela kaum lemah dan termarginalkan. Sehingga Gus Dur dikenal sebagai bapak pluralisme.

Tak diragukan lagi tentang kesantrian Gus Dur. Dia mengenyam pendidikan di banyak pesantren. Di antaranya ia pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah asuhan Kiai Chudlori. Ia juga mengaji kepada KH Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta dan juga belajar di Tambak Beras Jombang.

Gus Dur pernah menjadi ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Gus Dur menjadi Presiden RI ke-4 pada 1999-2001 menggantikan BJ Habibie. Gus Dur kini bukan sekadar tokoh milih kaum santri saja tetapi seluruh rakyat Indonesia.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Patner Resmi Republika.co.id