Benarkah Lailatul Qadar Turun pada 10 Malam Terakhir Ramadhan?
NYANTRI--Lailatul Qadar adalah malam istimewa di antara malam-malam lain di bulan ramadhan. Seluruh umat Islam di dunia berlomba-lomba mendapatkan malam Lailatul Qadar. Namun tidak pasti kapan malam istimewa ini akan turun.
Al-Quran menyebutkan tentang keistimewan malam Lailatul Qadar:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.”
Artinya malam Lailatul Qadar merupakan malam di mana turun keberkahan di dalamnya. Dalam Tafsir Jalalain di jelaskan terkait ayat ini bahwa yang dimaksud dengan لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ adalah malam lailatul qadar (ada yang mengatakan malam nisf al-Sya’ban). Di mana di sana diturunkan al-Qur’an dari langit ketujuh ke langit dunia. Pendapat lain yang mengatakan malam Nisfu al-Sya’ban (pertengahan bulan sya’ban) itu diperselisihkan oleh para ulama. Pendapat yang paling kuat terkait ayat di atas adalah malam lailatul qadar karena disandarkan kepada ayat yang lainnya bahwa al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar dalam QS. al-Qadr ayat 1.
Selain itu lailatul qadar juga malam yang penuh dengan kemuliaan (syarf) dan keagungan (rif’ah). Hal itu tidak lain karena menjadi malam diturunkannya al-Qur’an al-karim.
Maka dari itu tidak heran bahwa penyucian dada Rasulullah dilakukan ketika beliau akan diangkat menjadi Rasul karena agar siap menerima wahyu (al-Qur’an) yang akan dibawa oleh Malaikat Jibril.
Kapan malam lailatul qadar itu akan turun, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyebutkan secara spesifik kapan waktunya. Begitu juga dalam al-Qur’an. Yang jelas, malam lailatul qadar jatuh pada bulan Ramadlan. Seperti yang dijelaskan oleh ‘Abdul Halim Mahmud dalam Syahr Ramdlan:
و ما دام القرآن الكريم قد أنزل في ليلة القدر، وأنه سبحانه قد أنزله في شهر رمضان فإنه يتعين أن تكون ليلة القدر في شهر رمضان
“Selama al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar dan Allah menurunkan al-Qur’an di bulan Ramadlan, maka sesungguhnya hal itu ditetapkan bahwa lailatul Qadar itu berada pada bulan ramadlan.”
Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dengan waktu perhitungan yang mendekati benar yaitu pada 10 hari terakhir di bulan ramadlan. Hal ini bersandar kepada HR. Bukhari dan Muslim:
تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر
“Carilah malam lailatul qadar itu pada malam 10 hari terakhir (bulan Ramadlan)”
Artinya kita harus mencari malam yang berkah itu pada malam 10 hari terakhir bulan ramadlan dengan sungguh-sungguh melalui ibadah kepada Allah serta mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah sallallaahu ‘alahi wa sallam lebih spesifik menyebutkan dalam HR. Bukhari, bahwa:
تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان
“Carilah malam lailatul Qadar di dalam hitungan ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan.”
Namun Banyak dari sahabat itu melihat malam lailatul qadar pada tujuh terakhir pada bulan ramadlan. Dan juga terdapat riwayat yaitu pada tanggal 27 Ramadlan. Terlepas dari itu semua bahwa kita tidak mengetahui kapan sebenarnya malam itu turun. Namun Rasulullah telah menyebutkan bahwa malam itu turun pada sepulu hari terakhir pada bulan Ramadlan. Maka umat Islam disunnahkan untuk beribadah hal itu dilakukan oleh Nabi sallallahu ‘alahi wa sallam. Beliau menyiapkan diri untuk menyambut malam lailatul qadar dengan beribadah. Selain itu Ulama menganjurkan untuk beriktikaf pada malam tersebut.Wallahu a’lam.
Sumber: ‘Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramdlan, (Kairo: Dar al-Ma’arif, t.th.), 17
Penulis: Ahmad Fatoni
Artikel Menarik Lainnya: https://nyantri.republika.co.id/posts/210405/ini-tata-cara-iktikaf-yang-wajib-anda-ketahui