Putri Nurul A'la, Tokoh Kemajuan Ekonomi Kesultanan Perlak

NYANTRI--Kesultanan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Dalam berbagai catatan sejarah disebutkan bahwa kerajaan ini berkuasa antara 840 hingga 1292 M. Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah.
Sejarah tentang kerajaan-kerajaan Nusantara memang tak akan ada habisnya untuk dipelajari. Karena hingga saat ini belum banyak tergali informasi-informasi penting yang berguna terhadap generasi saat ini.
Di Kesultanan Perlak, selain para Sultan, ada juga sosok perempuan yang perannya tak kalah dari Sultan. Ia merupakan srikandi sebelum lahirnya tokoh Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, dan tokoh-tokoh perempuan lainnya yang lahir setelahnya.
Seperti Puteri Nurul A’al. Ia salah satu tokoh penting di dalam sejarah Kesultanan Perlak. Tidak banyak yang mengangkat kiprahnya secara detil baik dalam bentuk tulisan maupun lainnya. Sehingga sedikit yang mengetahui tentang sejarak sosok ini.
Ismail Fahmi Arrauf Nasution dan Miswari dalam artikel pendahuluannya yang dimuat di Paramita: Historical Studies Journal menyebutkan bahwa Kesultanan Perlak terkenal dengan daerah penghasil kayu perlak. Kualitasnya bagus dan cocok untuk pembuatan kapal.
Kualitas kayu tersebut yang menarik para pedagang dari berbagai daerah di luar Nusantara untuk membelinya. Seperti dari Gujarat, Arab, dan India. Mereka berbondong-bondong pergi ke daerah Kesultanan Perlak.
Daerah ini kemudian menjelma menjadi kawasan bandar niaga yang sangat maju pada awal abad ke-8. “Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para saudagar Muslim dengan penduduk setempat,” tulisnya.
Perkawinan campur ini menjadi faktor berkembang pesatnya Islam di Kerajaan Perlak. Dan pada masa Puteri Nurul A’la ini Islam disebut-sebut mencapai puncaknya. Saat itu, dia menjabat sebagai Perdana Menteri perempuan.
Puteri Nurul A’la memegang peranan penting di bidang ekonomi. Pada masa itu, ia menjabat sebagai ketua bendahara kerajaan (baitul mal). Putri Nurul A’la adalah putri dari Sultan Perlak kesebelas yaitu, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Syah Johan Berdaulat (1078-1108).
Jabatan yang didudukinya sebagai perdana menteri yaitu meneruskan perjuangan ayahnya. Selain jabatan tersebut, Puteri Nurul A’la disebutkan juga menjabata sebagai panglima perang. Ia digambarkan sebagai panglima perang yang gagah berani pada masanya.
Rakyat Aceh tidak asing dengan cerita tentang sosok Puteri Nurul A’la. Sehingga cerita rakyat yang dikenal dengan Hikayat Puteri Nurul A’la adalah cara rakyat Aceh mengenang riwayat Puteri Nurul A’la. Hikayat tersebut menceritakan bahwa zaman dulu terdapat seorang raja yang berkuasa di Perlak dimana wilayahnya terletak di Blang Perlak antara Muara Krueng Tuan dan Krueng Seumanah.
Setelah lama menikah, raja tersebut belum dikaruniai keturunan. Lalu dia bernazar jika diberi putera, dia akan memandikan putera tersebut di laut dekat Kuala Perlak. Tak lama kemudian, raja tersebut dikaruniai seorang putera yang diberi nama Ahmad Banta dan seorang puteri yaitu Puteri Nurul A’la.
Puteri Nurul A’la dikenal sebagai pedagang kayu perlak. Sehingga tak heran jika ekonomi sangat maju ketika dia menjabat sebagai perdanan menteri Kesultanan Perlak. Sistem koperasi sudah dijalankan pada masa itu, khususnya di bidang peternakan dan pertanian yang berbasis pinjaman modal dengan pengembalian melalui cara dicicil.
Selain ekonomi, Puteri Nurul A’la juga disebut-sebut berkiprah dalam kemajuan dibidang pendidikan. Tetapi tak banyak sumber yang menjelaskan lebih detil tentang kiprah baik dibidang pendidikan maupun lainnya.
Peran Puteri Nurul A’la tersebut patu menjadi contoh bagi generasi saat ini. Semangatnya dalam membangun ekonomi perlu ditiru. Namun yang jelas bahwa perempuan bisa ikut mengambil peran yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang.
