Arwa al-Sulayhi, Ratu Adil dari Yaman
NYANTRI--Mengulik tentang kisah perempuan-perempuan luar biasa dalam khazanah Keislaman tak akan ada habisnya. Mulai dari zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat hingga saat ini. Bahkan perempuan yang berjasa atas tegaknya agama Allah di muka bumi sebelum Nabi Muhammad pun sangat berlimpah.
Perempuan-perempuan luar biasa tersebut tersebar disegala bidang mulai pemerintahan, dakwah, sastrawan, politik dan berdagang. Di antaranya adalah Arwa al-Sulayhi. Perempuan yang lahir di pedalaman Isma’alism, daerah Yaman yaitu di Haraz pada 440 Hijriyah (1048 M) merupakan ratu yang memerintah Yaman lebih dari setengah abad.
Dikutip dari wisemuslimwomen Arwa merupakan sosok perempuan piatu ketika usianya masih muda. Ia kemudian diasuh oleh raja Yaman, Ali as-Sulayhi dan Ratu Yaman, Ratu Asma binti Shihab al-Sulayhiyah yang terkenal hebat serta paman dan bibinya. Dari Ratu Yaman, Arwa mendapatkan pendidikan alquran dan juga puisi.
“Dia dikenal karena ingatannya yang luar biasa,” tulis artikel tersebut.
Arwa menikah di usia muda yakni 17 tahun dengan sepupunya Ahmad al-Mukarram al-Sulayhi bin Ali bin Muhammad as-Sulaihi. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat anak yaitu Muhammad, Ali, Fatima dan Umm Hamda.
Karir Arwa sebagai ratu Yaman dimulai sejak Ali as-Sulayhi mangkat pada 1067. Ahmad, suami Arwa kemudian menggantikan posisinya sebagai Raja Yaman. Namun kondisi fisiknya yang tak sempurna karena lumpuh sehingga suaminya menyerahkan seluruh kekuasaannya kepada Arwa.
Saat inilah, Arwa menunjukkan diri sebagai pemimpin Yaman yang bijak. Perhatiannya dalam membangun Yaman dipusatkan kepada kesejahteraan rakyatnya. Ia juga memiliki kepedulian terhadap pendidikan dengan mendirikan pusat-pusat pendidikan untuk studi budaya dan agama.
Kemajuan infrastruktur pada masa pemerintahan Ratu Arwa juga maju. Ia membangun jalan-jalan, masjid, air mancur dan Dar al-Izz, sebuah istana besar yang peninggalannya masih bisa dinikmati hingga saat ini.
Atas prestasinya tersebut membuat dirinya mendapatkan dukungan dari rakyat untuk memimpik Yaman. Dukungan tak pernah hilang dari mereka kepada Arwah dan mereka memanggil Arwa dengan sebutan “Ratu Kecil Sheba” atau Ratu Bilqis.
Cerita tentang Ratu Bilqis sendiri sangat terkenal dan abadi di dalam alquran. Ia dikisahkan sebagai ratu yang adil dari Saba, kini Yaman. Konon, ia digambarkan sebagai perempuan yang cantik sehingga Nabi Sulaiman jatuh hati padanya dan menikahinya.
Sebelum menikah dengan Nabi Sulaiman, ia adalah non-Muslim. Baru berikrar memeluk agama Allah setelah menikah dengan Nabi Sulaiman. Ia dikenal sebagai pemimpin yang pro rakyat adil dan bijaksana.
Sebutan Ratu Kecil Sheba kepada Ratu Arwa tersebut merupakan pandangan rakyat Yaman bahwa sosoknya mirip dengan Ratu Bilqis. Jika melihat dari fokusnya di berbagai bidang yang pro rakyat tak berlebihan jika rakyat Yaman menyamannya dengan Ratu Bilqis.
Pada pemerintahan Ratu Arwa, ia memindahkan ibu kota dari Sana’a ke Jibla. Pemindahan ini sebagai strategi perang untuk melawan pemimpin Najahid, Sa’id bin Najar. Ia memikat Najar dan menjebaknya pada 1088.
Di Jibla inilah, ia membangun istana baru yang kemudian mengubahnya menjadi masjid yang kelak menjadi peristirahatan terakhir Ratu Arwa. Jibla kemudian berkembang menjadi kota yang maju dengan infrastruktu yang dibangun seperti jalan dan masjid. Ia juga membangun ekonomi masyarakat setempat, termasuk di bidang pertanian.
Dalam artikel lainnya disebutkan bahwa ia mendapatkan penghargaan tinggi dalam perjalanan dakwah Yaman. Ia diberi peringkat tertinggi yaitu Hujjah oleh Imam Al-Mustansir Billah pada 1084. Status tersebut merupakan yang pertama seorang perempuan diberi status tersebut dalam sejarah Islam.
Arwa meninggal pada 1138 dan jenazahnya dimakamnya di samping masjid yang dibangunnya di Jibla. Banyak umat Muslim yang berziarah hingga saat ini. Sebagai bentuk penghargaan dan mengenang Arwa sebuah universitas di Yaman diberi nama atas namanya yaitu Universitas Queen Arwa.