Sejarah

Mengapa Banyak Tokoh Politik Banyak Kunjungi Pesantren Lirboyo?

Pesantren Lirboyo (dok.republika)

NYANTRI,REPUBLIKA.CO.ID,--Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mulai berkampanye termasuk pada relawan dan partai pendukung masing-masing. Dan mereka menyasar semua kalangan dari berbagai unsur.

Pesantren adalah salah satu yang banyak disasar oleh semua calon. Pasalnya mereka mengharapkan dampak positif terhadap dukungan jika mengunjungi pesantren-pesantren. Di Jawa Timur, Pesantren Lirboyo salah satu pesantren penting yang menjadi target semua pasangan. Sebab pesantren memiliki pengaruh kuat di Indonesia, khususnya di Jawa Timur di mana menjadi salah satu titik suara terbesar di Indonesia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Shalawat Nariyah, Penangkal Datangnya Bahaya

Siapa yang tak kenal dengan Pondok Pesantren Lirboyo? Pesantren ini didirikan oleh KH. Abdul karim pada tahun 1910 dan salah satu pesantren tertua di Indonesia. Puluhan bahkan ratusan ribu alumninya telah tersebar menjadi orang-orang penting di negeri ini. Tahukah kamu bagaimana asal muasal berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo?

Dalam buku Meneguhkan Islam Nusantara, Biografi Pemikiran & Kiprah Kebangsaan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj Lirboyo merupakan sebuah desa terpencil di kawasan Kecematan Mojoroto Kota Kediri. Ketika itu, desa tersebut tempat perampok dan sarang penyamun. Salah satu tokoh agama di desa setempat, Kiai Soleh pada waktu itu memilih seorang santri alim sebagai menantunya yakni Abdul Karim (Mbah Manaf) dari Magelang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Niat dan Doa Shalat Tahajud, Insyaallah Derajatnya Ditinggikan oleh Allah

Kehadiran Mbah Manaf ini Pondok Pesantren berdiri. Ia menetap di Desa Lirboyo pada tahun 1910, setelah lahir putri pertamanya bernama Hannad hasil dari perkawinannya dengan Nyai Khodijah sekaligus putri dari Kiai Soleh Banjermelati. Kepindahan Mbah Manaf ke Lirboyo tak lepas dari niatannya mengembangkan ajaran Islam di kawasan kediri.

Itu juga sesuai dengan keinginan mertuanya agar Islam berkembang di Kediri sehingga meminta manantunya itu merawat Lirboyo. Kepala Desa Lirboyo juga meminta kepada Kiai Soleh agar menempatkan salah satu menantunya di Lirboyo dengan maksud agar desa ini terbebas dari kesan angker dari para perampok dan penyamun.

Baca Juga: Pinjam Dulu Seratus, Apa Etika Pinjam Meminjam dalam Islam?

Ada kisah menarik dari Mbah Manaf ketika pertama kali menginjak tanah Lirboyo. Ia melantunkan adzan hingga semalam suntuk yang membuat warga setempat tak bisa tidur karena disebutkan dalam tulisan tersebut bahwa makhluk-makhluk halus tunggang langgang menyelamatkan diri mendengar adzan dan tak kuat dengan keilmuan Mbah Manaf.

Dalam perjalanannya, Mbah Manaf mendapatkan tanah wakaf untuk dibangun surau sederhana. Santri-santri mulai berdatangan seiring berjalannya waktu. Santri pertama Mbah Manaf bernama Umar dari Madiun. Umar santri yang ulet, tekun dan telaten. Setelah Umar, santri-santri lain menyusul yakni Yusuf, Shomad dan Sahil dari Magelang. Kemudian Syamsuddin dan Maulana dari Gurah Kediri namun dua nama terakhir tak betah karea di kawasan tersebut belum aman.

Baca Juga: Saat Abu Nawas Singgung Politikus Jual-Jual Agama

Setelah banyak santri bermukim di Lirboyo, dibangun masjid di sekitar kediaman Mbah Manaf. Di masjid ini menjadi titik penting berkembangkanya Pesantren Lirboyo sebagai tempat mengaji, sholat dan pengembangan ilmu lainnya. Pondok Lirboyo yang kini diasuh oleh KH.M. Anwar Manshur berkembang hingga kini dengan santri berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Fatwa-fatwa dari kiai Lirboyo tentang berbagai persoalan juga sering menjadi rujukan oleh para ulama lain dan tokoh publik lainnya.

Pesantren ini juga tak luput dari kunjungan para politisi khususnya jelang pemilihan umum. Mereka berharap mendapatkan dukungan dari pesantren ini.