Menag Ajak Santri Terus Berjuang Membangun Kejayaan Negeri di Era Transformasi Digital
NYANTRI.REPUBLIKA.CO.ID--Kementerian Agama melaunching logo peringatan Hari Santri Nasional 2023 dengan mengusung tema 'Jihad Santri Jayakan Negeri', di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (6/10/2023). Peluncuran ini dihadiri oleh sejumlah ormas Islam.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para santri terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital ini. Menurut Yaqut tema Jihad Santri Jayakan Negeri dapat dimaknai secara historis dan kontekstual. Secara historis, tema ini ingin mengingatkan bahwa para santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober itu mengacu pada Resolusi Jihad yang dimaklumatkan oleh Kiai Hasyim Asyari. Resolusi Jihad itu berisi seruan kepada seluruh masyarakat agar berjuang menolak dan melawan penjajah,” ujar Gus Men, sapaan akrabnya dikutip dari laman resmi Kemenag.
Baca Juga: Niat Shalat Tahajud dan Doanya
Bahkan lanjut Gus Yaqut berperang dalam melawan penjajah adalah kewajiban setiap individu bagi yang berjarak 94 km dari kedudukan musuh. Secara kontekstual, “Jihad Santri Jayakan Negeri” menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri. Gus Yaqut mengataka makna jihad secara kontekstual tidak selalu identik dengan berperang angkat senjata.
“Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital,” katanya.
Ia menambahkan santri adalah teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, mereka memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya. Mereka juga ikut mengisi ruang-ruang digital untuk penguatan literasi keagamaan yang moderat berdasarkan prinsip Islam rahmatan lil alamin.
Baca Juga: Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Yogyakarta Gelar Demo Kritisi Demokrasi Indonesia
Ada juga jihad di bidang ekonomi, kata Gus Yaqut, dan para santri harus berdiri di depan untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Termasuk juga jihad politik, di mana para santri harus menjadi teladan dalam momentum demokrasi, memilih pemimpin secara rasional dan terbaik. Jangan memilih pemimpin yang ambisius dan suka menggunakan politik identitas saat kampanye.
“Dalam momentum politik tahun depan, saya minta santri harus solid dan satu barisan. Jaga kesejukan, kerukunan, dan jauhi orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan praktis,” katanya.