Aktivitas Ini Kemungkinan Hilang di Gedung PBNU Ketika Akses Masuk Dibatasi
Dokumen Republika
NYANTRI--Akan ada dampak signifikan terhadap aktivitas orang-orang di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ketika desain baru gedung ini rampung. Gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya, Kenari, Senen, Jakarta Pusat ini nantinya akan membatasi aktivitas orang-orang yang datang ke gedung ini.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya kemarin, Jumat (6/1) menjelaskan bagaimana fungsi gedung PBNU dalam desain baru. Ia mengatakan akan ada perubahan aktivitas yaitu tak semua orang bisa keluar masuk ke lantai-lantai yang ada di PBNU. Pasalnya, gedung PBNU didesain sebagai tempat bekerja.
Lalu aktivitas apa yang kemungkinan akan hilang di gedung PBNU jika sistem tersebut dijalankan? Nyantri.republika.co.id akan sedikit menggambarkan aktivitas di Gedung PBNU sebelumnya.
Sebelum didesain baru, warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai kalangan dan daerah seluruh Indonesia bebas memasuki gedung ini. Atau aktifis-aktifis NU 24 jam bisa keluar masuk ke ruangan-ruangan di gedung ini. Bahkan bagi mereka ada yang menjadikan PBNU sebagai rumah keduanya. Gedung ini kemudian menjadi tempat yang tidak kaku sehingga tanpa sungkan untuk dimasuki oleh semua kalangan, tua dan muda, bersarung atau berdasi walaupun tak punya kepentingan para tamu-tamu penting yang banyak bersilaturahmi dengan pimpinan NU.
Bagi warga NU dari daerah yang kebetulan datang ke Jakarta banyak yang menyempatkan diri mampir ke gedung ini untuk sekadar tahu dan berfoto. Mereka bahkan dengan bebas masuk ke lantai-lantai yang ada di PBNU. Jika kebetulan ada teman, mereka akan menghubunginya dan berbincang-bincang di ruangannya.
Acara-acara PBNU yang mengundang banyak orang juga sering digelar di beberapa lantai gedung ini mulai dari seminar maupun kajian hingga jumpa pers. Acara tersebut dihadiri dari berbagai lapisan masyarakat. Tetapi dengan desain baru ini, aktivitas yang digambarkan di atas akan terbatas.
Semua orang yang tak berkepentingan hanya akan diterima di ruang lobi di lantai dasar. Mesin tapping di depan lift yang dipasang memaksa hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke lantai-lantai di PBNU. Meski demikian, aktivitas seperti diskusi, seminar, jumpa pers dan pertemuan-pertemuan kecil masih bisa digelar di ruang lobi ini.
Sebab PBNU mendesain lobi cukup luas yang dilengkapi dengan kursi-kursi dan ruangan untuk pertemuan. Selain itu, ada juga kafe sebagai sarana masyarakat atau aktifis NU berdiskusi sambil ngopi.
“Jadi sekarang kita ingin sungguh-sungguh desain ini membangkitkan mood atau semangat siapapun yang datang ke sini untuk siap bekerja. Jadi gedung ini sungguh-sungguh kita jadikan sebagai tempat bekerja working place,” ujar Gus Yahya dalam konferensi pers peluncuran Mars Satu Abad NU, di Gedung PBNU, Jumat (6/1).