Rasmus Paludan tak Akan Bakar Al Quran Jika Menjunjung Tinggi Nilai Pluralisme
NYANTRI--Pembakaran salinan Al Quran oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan di Swedia menyulut reaksi kemarahan dari banyak orang dan negara di seluruh dunia. Mereka mengecam tindakan Paludan.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan aksi Paludan dengan membakar salinan Al Quran menggambarkan sikap dan pandangan yang picik sekaligus memunculkan wajah kebencian kepada Islan yang berlebihan. Perbuatan tersebut seharusnya tak dilakukan oleh Paludan.
"Itu jika Rasmus menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme," ujar Mu'ti dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Rabu (25/1).
Mu'ti menilai sesuatu yang wajar jika umat Islam di dunia marah atas tindakan Paludan. Meski sedang dilanda kemarahan, Mu'ti mengimbau agar diekspresikan dengan cara berakhlak sesuai nilai luhur yang diajarkan agama Islam.
Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu ekpresi yang berlebihan justru tak akan menyelesaikan masalah bahkan bisa menimbulkan masalah baru. Tindakan tersebut juga dapat memancing reaksi yang sama untuk kepentingan politik kekuasaan.
Menurut Mu’ti tindakan tersebut bukan tindakan Paludan secara pribadi dan bukan representasi dari sikap partai atau negara. Kendati demikian Mu’ti mendesak Pemerintan Indonesia harus memanggil Duta Besar Swedia untuk Indonesia. Dari Dubes tersebut Indonesia dapat meminta penjelasan tentang pembakaran salinan Al Quran tersebut.
Baca Artikel Menarik Lainnya: https://nyantri.republika.co.id/posts/199061/lahirnya-nu-respon-atas-rencana-dinasti-saud-ingin-bongkar-makam-nabi-muhammad
https://nyantri.republika.co.id/posts/198852/kisah-muslim-keturunan-tionghoa-rayakan-imlek
https://nyantri.republika.co.id/posts/197792/ini-10-ormas-islam-terpopuler-di-indonesia