Agama

Prof Azra: Salafisme Wahabi tak Akan Bisa Menanamkan Akarnya di Indonesia

Almarhum Prof Azyumardi Azra (dok. republika)
Almarhum Prof Azyumardi Azra (dok. republika)

NYANTRI--Persyarikatan Muhammadiyah pernah dinilai oleh beberapa kelompok dan individu menganut paham wahabisme. Itu tak lepas dari beberapa warganya yang terseret kepada arus Salafisme tekstualis. Pengurus pusat dan wilayah Muhammadiyah pun resah dengan keadaan tersebut.

Itu sempat disampaikan oleh almarhum Prof Azyumardi Azra di berbagai kesempatan dan tulisan. Menurut Prof Azra, Muhammadiyah memang bercorak Salafiyah yaitu sebuah pemikiran yang merujuk kepada pemurnian aqidah dengan slogan kembali ke Al Quran dan Sunnah. Namun Salafiyah di Muhammadiyah bukan seperti yang di kenal oleh publik. Apalagi Salafiyah banyak macamnya.

Baca Juga: https://nyantri.republika.co.id/posts/199061/lahirnya-nu-respon-atas-rencana-dinasti-saud-ingin-bongkar-makam-nabi-muhammad

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Azra menegaskan Muhammadiyah bukan menganut Salafisme Wahabiyyah. Organisasi ini tak merujuk kepada Wahabisme ala pemikiran Salafisme Abduh yang menekankan rasionalitas, Ibn Taimiyah yang polemis serta Salafisme Ibn Abdul Wahhab yang reaksionen dan pro kekerasan.

Akan tetapi Salafisme Muhammadiyah adalah Salafiyyah Wasathiyah yaitu sebuah pemahaman memurnikan aqidah dengan karakter moderat sesuai dengan situasi historis serta sosial-keagamaan masyarakat Islam di Nusantara.

“Salafisme Wasathiyah jelas berbeda dengan Salafisme Wahhabi, yang tidak hanya literal pada tingkat doktrin, tetapi juga radikal dalam praksis dan aksi. Sejarah Islam di Indonesia membuktikan, Salafisme Wahhabi yang radikal tidak pernah bisa menanamkan akarnya dan bahkan istilah wahhabisme menjadi semacam anathema (istilah yang tidak disukai) bagi kaum muslim di kawasan ini,” kata Prof Azra dilansir dari laman resmi Muhammadiyah.

Baca Artikel Menarik Lainnya: https://nyantri.republika.co.id/posts/198852/kisah-muslim-keturunan-tionghoa-rayakan-imlek
https://nyantri.republika.co.id/posts/198888/ini-sikap-mui-atas-pembakaran-al-quran-oleh-rasmus-paludan-di-swedia

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Patner Resmi Republika.co.id