Cerita Orang Betawi Naik Haji Tempo Dulu
NYANTRI--Ribut-ribut soal usulan kenaikan biaya haji 2023 oleh pemerintah jadi teringat bagaimana masyarakat Betawi naik haji tempo dulu. Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya masing-masing dalam urusan melaksanakan rukun Islam yang kelima ini mulai dari merencanakan naik haji, berangkat hingga kembali ke tanah air.
Alwi Shahab dalam bukunya “Robin Hood Betawi” menggambarkan bagaimana masyarakat Betawi naik haji. Menurut H. Irwan Sjafi’I dalam buku tersebut menuturkan bahwa orang Betawi tempo dulu tidak sampai menjual tanah bagi mereka yang pergi haji. Alasannya karena memang waktu itu harga kebon atau empang lebih mahal daripada tanah.
Menurut penuturan Haji Irwan, dulu mereka yang naik haji benar-benar hasil dari jerih payahnya bekerja dan menabung selama bertahun-tahun. Waktu itu, orang Betawi banyak mempunyai kebun, empang dan peternakan. Dan uang hasil kerja keras mereka dikumpulkan di bumbung bambu bukan di bank seperti sekarang.
Yang ditabung adalah uang logam lima gulden, seringgit, satu gulden, setengah perak, sepicis, lima sen, satu sen dan sepincang. Karena waktu itu belum ada uang kertas. Jika uangnya belum cukup untuk naik haji, uangnya dibelikan emas sambil menambung sampai cukup pergi naik haji.