Kisah Bu Tien Soeharto Larang Poligami di Kalangan PNS
NYANTRI--Perjuangan perempuan Indonesia baik pra maupun pasca kemerdekaan sangat besar. Dengan kemampuannya masing-masing, mereka juga ikut berjuang melawan penjajah meskipun tidak turun langsung di medan perang seperti memastikan ketersediaan makana para pejuang.
Sebut saja beberapa pahlawan dari kalangan perempuan yakni istri presiden pertama Sukarno, Fatmawati Soekarno, Rangkayo Rasuna Said, Nyai Ageng Serang dan Kartini. Selain itu ada juga Nyai Siti Walidah Ahmad Dahlan, Cut Nyak Meutia, dan Raden Ayu Siti Hartinah yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Raden Ayu Siti Hartinah lebih dikenal sebagai ibu negara dari Presiden ke-2 Soeharto. Bu Tien, sapaan akrabnya setia mendampingi Pak Harto sejak menikah pada 26 Desember 1947 di Surakarta. Namun ada hal lain yang belum banyak diketahui oleh publik tentang kiprahnya selain sebagai istri Pak Harto.
Bu Tien lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah pada 23 Agustus 1923 dari pasangan KPH Soemoharjomo dan RA Hatmanti Hatmohoedjo. Dalam banyak catatan biografinya, Bu Tien terbiasa berpindah-pindah sejak usianya masih kecil.
Pasalnya, orang tuanya yang bekerja sebagai pamong praja seringkali dipindah tugaskan ke berbagai daerah seperti di Jumopolo Solo, Matesih Gunung Lawu, dan Kota Solo. Terkait riwayat pendidikannya, Bu Tien tercatat mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun dan di Holland Indlanche School (HIS) selama setahun.
Pada masa perjuangan, Bu Tien juga ikut berjuang. Pada saat tentara Jepang datang, Ia bergabung dengan Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai yaitu sebuah organisasi semimiliter bentukan Jepang.
Baca Juga: Haedar Nashir Klaim Muhammadiyah Bukan Lagi Ormas Islam Nomor Dua di Indonesia